LIMBAH KULIT KAKAO UNTUK PENYERAPAN POLUTAN GAS BERACUN

Saat ini sistem transportasi didominasi oleh kendaraan-kendaraan bermotor dengan bahan bakar minyak.  Pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor menghasilkan limbah buangan berupa gas karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan sisanya oksida nitrogen (NOx), sulfat oksida (SOx), partikulat, dan sebagainya.

Gas-gas buangan dapat berdampak buruk bagi kesehatan apabila dihirup oleh manusia. Karbonmonoksida merupakan gas beracun, dan dapat menyebabkan keracunan sistem syaraf pusat dan jantung, bahkan dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Berdasar fakta diatas, tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) FMIPA UNY yang terdiri Chanel Tri Handoko, Elisabeth Pratidhina Founda N, Halimatus Syadiyah meneliti Efektivitas Penyerapan Polutan Gas Beracun Karbonmonoksida (CO) Menggunakan Arang Aktif Berbahan Dasar Limbah Kulit Kakao

Menurut Handoko, untuk menghindari atau mengurangi konsentrasi gas CO yang berpotensi untuk dihirup manusia, selama ini pengupayaannya adalah dengan menggunakan sensor gas CO agar orang dapat menghindari ruangan dengan konsentrasi gas CO yang tinggi, namun upaya ini dirasa kurang efektif karena hanya dapat digunakan dalam ruangan.

“Untuk itu diperlukan suatu zat yang dapat berpotensi untuk menyerap gas CO agar konsentrasi gas CO di udara dapat berkurang. Adsorben yang berpotensi untuk menyerap gas CO adalah arang aktif atau yang dikenal juga dengan karbon aktif (activated carbon),” lanjut mahasiswa Kimia ini.

Arang aktif adalah karbon dengan struktur amorphous yang dengan perlakuan khusus dapat memiliki luas permukaan dalam yang sangat besar antara 300-2000 m2/g. Arang aktif dapat digunakan untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kontaminan organik lainnya.

Elisabeth Pratidhina menjelaskan, kulit kakao adalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat arang aktif. Kulit kakao merupakan limbah perkebunan yang biasanya hanya dibuang dan ketersediaannya sangat melimpah di Indonesia.

“Prosedur pembuatan arang aktif dari limbah kulit kakao yaitu kulit kakao dipotong kecil-kecil, dikeringkan, kemudian disangrai dengan menggunakan wajan hingga menjadi arang. Kemudian arang dihaluskan dengan mortar, kemudian ditimbang sebanyak 150 gram. Arang direndam dalam larutan CaCl210% sebanyak 500 ml selama waktu yang bervariasi yaitu 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Setelah direndam, arang ditiriskan atau disaring dan dimasukkan dalam muffle bersuhu 350oC selama 1 jam. Selanjutnya arang digerus kembali hingga halus dan diayak dengan ayakan 50 mesh. Arang aktif siap digunakan,” tambahnya. (witono)