Mahasiswa FMIPA UNY Menurunkan Kadar Cr Dan Cu Dalam Limbah Cair Industri Perak Di Kotagede Dengan Metode Presipitasi
Industri kerajinan perak di Kotagede merupakan salah satu industri pendapatan asli daerah (PAD) yang terbesar di kota Yogyakarta. Seiring dengan meningkatnya komoditas kerajinan ini, maka meningkat pula limbah buangan yang dihasilkan. Beberapa limbah buangan cair dari kerajinan perak merupakan limbah logam berat yang sangat berbahaya bagi lingkungan, limbah tersebut antara lain berupa logam kromium (Cr) dan tembaga (Cu) yang terkandung dalam air buangan
Limbah Cr merupakan salah satu limbah yang dihasilkan ketika proses pelapisan logam (electroplating). Sedangkan limbah Cu biasanya muncul dari pencelupan dengan menggunakan HCl yang bersifat asam dan berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran yang menempel pada perak setelah proses penempaan agar didapatkan perak dengan warna yang cemerlang. Senyawa CuCl2 yang terlarut pada proses ini akhirnya lolos ke perairan dan menimbulkan pencemaran
Berdasar hal tersebut maka tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) FMIPA UNY yang terdiri atas Chanel Tri Handoko (Prodi Kimia), Tri Budi Yanti dan Halimatus Syadiyah (Prodi Pendidikan Kimia) melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Metode Presipitasi untuk Menurunkan Kadar Cr dan Cu dalam Limbah Cair Industri Perak di Kotagede.
Handoko mengatakan, metode Presipitasi (pengendapan) ini metode yang relatif sangat sederhana, yaitu metode pengendapan dengan mereaksikan limbah buangan yang mengandung logam berat dengan suatu bahan kimia pengendap. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk proses pengendapan beberapa logam berat adalah senyawa hidroksida, karbonat, dan sulfide.
“Pada penelitian ini bahan yang digunakan yaitu Ca(OH)2 teknis, akuades, kapur, dan larutan buffer 4 dan 7. Tahap penelitian adalah menganalisis kadar Cr dan Cu pada sampel limbah cair sebelum diberi perlakuan yaitu sebanyak 500 mL sampel limbah cair industri kerajinan perak di Kotagede diambil dari 2 sumber yang berbeda, sampel dimasukkan ke dalam botol dan diberi label, dan kadar awal logam Cr dan Cu pada sampel dianalisis menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Setelah itu dilakukan analisis kadar Cr dan Cu pada sampel limbah cair setelah perlakuan presipitasi. Setelah itu dilakukan perhitungan kadar Cr dan Cu pada sampel limbah cair,” lanjutnya.
Dijelaskan, kadar awal Cr sebelum Perlakuan Presipitasi untuk pH awal 0,8 adalah 0,0733, pH awal 1,5 adalah 0,019, pH awal 10,3 adalah 0,343. Sedangkan kadar awal Cu untuk pH awal 0,8 adalah 28132,7430, pH awal 1,5 adalah 11233,467, dan pH 10,3 adalah 1766,073.
Hal tersebut menunjukkan kadar Cu sangat pekat, bahkan jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan pemerintah sebesar 2 ppm (Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No: 281/KPTS/1998), sedangkan kadar Cr pada sampel relatif kecil dan berada di bawah ambang batas normal sebesar 0,5 ppm (Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No: 281/KPTS/1998). Oleh karena itu, tim tidak memberikan perlakuan presipitasi logam Cr pada sampel, karena kadar Cr masih berada di bawah ambang batas. pH sampel C 10,3 (basa) sehingga tidak mungkin dilakukan proses presipitasi menggunakan larutan basa.
Diterangkan, kadar rata-rata Cu setelah presipitasi dengan larutan Ca(OH)2 0,2 M pada berbagai variasi pH (7, 8, 9, 10, 11) menunjukkan bahwa pH optimal presipitasi (pH percobaan yang menghasilkan kadar Cu paling kecil) adalah pH 8, sehingga aplikasi presipitasi dengan larutan kapur 5% menggunakan pH 8.
Penelitian hingga analisis sampel filtrat limbah setelah melewati proses presipitasi menggunakan larutan Ca(OH)2 0,2 M dan larutan kapur 5% untuk semua variasi pH. pH opmimal presipitasi yang didapatkan pada percobaan ini adalah pH 8.
Kadar Rata-Rata Cu setelah Presipitasi dengan Larutan Kapur 5% pada pH 8 yaitu 0,6583 dan 0,4697. Hal ini menunjukkan bahwa larutan kapur 5% juga dapat menurunkan kadar Cu secara signifikan jika dibandingkan dengan kadar awal sampel. Hal tersebut mengindikasikan bahwa metode ini efektif digunakan untuk menurunkan kadar Cu pada limbah cair industri perak di Kotagede. (witono)