Indonesia Belum Dikenal Sebagai Pemroduksi Makalah-Makalah CER
Jenjang pendidikan subyek penelitian yang paling banyak dipilih cenderung pada tingkat pendidikan tinggi/perguruan tinggi (54%). Penelitian tentang pendidikan calon guru kimia masih terbatas jumlahnya (8,3%). Penelitian pendidikan kimia atau Chemistry Education Research (CER) pada jenjang paud sangat sedikit (0,5%) yang menunjukkan belum diketahui : bilamana siswa mulai mengenal kimia pada masa tersebut, serta bagaimana siswa belajar kimia di paud.
Selanjutnya penelitian tentang pendidikan tinggi ini paling banyak dilakukan di Amerika Utara dan Tengah. Berdasarkan jurnal-jurnal yang dipelajari Indonesia belum dikenal sebagai pemroduksi makalah-makalah CER, sehingga perlu ditingkatkan peran CER di Indonesia agar tercatat di jurnal-jurnal internasional.
Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Liliasari, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada Seminar Nasional Kimia yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Sabtu, 15/11/14 di ruang seminar fakultas. Pembicara lain pada seminar tersebut yaitu Dr. Raja Subramanian (Department of Chemistry, Malaysia), Dr. Nurul Taufiqur Rochman (Ketua masyarakat Nanoteknologi Indonesia) serta Dr. Dwi Hudiyanti dari Universitas Diponegoro.
Lebih lanjut dikatakan, berdasarkan hasil kajian tren penelitian pendidikan kimia, dapat disimpulkan bahwa makalah-makalah CER paling banyak dimuat pada Journal of Chemical Education (36,9% dari jumlah makalah), meskipun impact factornya paling kecil, sekalipun dalam 5 tahun terakhir (0,817-0,831). Journal of Research in Science Teaching memiliki impact factor yang paling tinggi (3, 227), tetapi hanya memuat sejumlah kecil hasil-hasil CER (6,9%). Artinya tantangan CER yang dibuat kurang tinggi/bermutu.
Dijelaskan, berdasarkan kategori area yang diteliti CER paling banyak menghasilkan penelitian tentang pembelajaran, konsepsi dan perubahan konsepsi guru dan siswa (26,2%); peringkat kedua tentang pengajaran kimia (20,0%). Peringkat ketiga terdapat penelitian tentang pembelajaran dalam konteks kelas dan karakteristik siswa (19,4%). Diantara ketiga kelompok peringkat pertama itu jumlah makalah cenderung naik-turun jumlahnya setiap 2 tahun sekali. Penggunaan mixed-methods sangat banyak pada CER dan kecenderungan semakin bertambah untuk menghasilkan penelitian yang lebih sempurna. Penggunaan metode kuantitatif makin berkurang sebaliknya penggunaan metode kualitatif malah bertambah.
Sementara itu, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., dalam sambutannya mengatakan, kimia dan pendidikan kimia memiliki potensi besar dalam melahirkan ide-ide kreatif. Tidak hanya berhenti sampai pemilikan paten, namu perlu ditindaklanjuti dengan implementasi dalam kehidupan yang nyata yang diwujudkan dengan menghasilkan produk-produk kreatif yang pada gilirannya akan memberikan nilai tambah, tidak hanya dari sisi ekonomi tapi juga lainnya.
“Tren riset bidang kimia dewasa ini sangat terkait dengan misalnya greenanno technology, kimia organic bahan alam, kimia polimer, kimia katalis, diharapkan sekali mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas industry kreatif yang mensejahterakan dengan tetap menjaga dampak negative terhadap lingkungan yang pada akhirnya merugikan manusia sendiri,” tambah Rektor. (witono)