UNY TUAN RUMAH PERTEMUAN HIMPUNAN KIMIA INDONESIA

FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta ditunjuk untuk menyelenggarakan Workshop Penyamaan Persepsi Kurikulum Pendidikan Kimia. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Devisi Pendidikan Kimia Himpunan Kimia Indonesia (HKI) bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ini digelar pada Jumat-Sabtu, 16-17/3 di ruang sidang FMIPA ini diikuti oleh para Kaprodi/dosen Pendidikan Kimia seluruh Indonesia. Hadir pada kesempatan tersebut  Dekan FMIPA, Dr. hartono, ketua HKI terpilih Prof. Dr. Harno Dwi Pranowo, dan  Ketua Devisi Pendidikan Kimia, Dr. Suyanta serta Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, Dr. Jaslin Ikhsan.
Dalam sambutannya Dekan FMIPA UNY mengatakan, ini pertemuan yang penting karena akan menghasilkan kurikulum yang nanti menjadi kesepakatan kita untuk prodi-prodi kependidikan. Semoga keputusannya bisa memberi manfaat bagi anak didik kita semua.
Kurikulum yang kita sepakati bersama  ini nanti harus mudah diaplikasikan sehingga bisa diterima diseluruh wilayah Indonesia. Ini karena keberagaman universitas  dengan ke-khas-an masing-masing.
“Di masing-masing prodi nanti ada tuntutan untuk mempunyai kekhas-an. Kebijakan universitas kami,  menerima sambil melihat sertifikat-sertifikat yang dihasilkan dari kompetensi yang tidak linier dengan bidangnya. Semuanya kita akomodir dari internal. Dan sementara ini yang sudah diciptakan adalah batik kimia”, terangnya.   
Ketua HKI, Harno Dwi Pranowo, menjelaskan perkembangan yang sekarang ini tampaknya tidak bisa kita bendung. Setiap perkembangan bukan untuk dilawan tetapi untuk dimanfaatkan.  Saya masih memanfaatkan media-media sosial  yang akan membantu kita melengkapi mata kuliah atau konten yang sudah ada.
“Kami di level universitas yang riset juga keteteran dalam pelaksanaan.  Bagaimana kita mempunyai metode untuk menggabungkan mata kuliah pendukung kita (kimia, matematika, fisika, biologi). Saya melihat masih berdiri sendiri-sendiri tidak menjadi sebuah pendukung. Misal teman-teman dari statisika sampai sekarang kalau bercerita tentang statistik contohnya dari probability  misalnya cerita dadu dilempar, tidak ada kimianya sama sekali. Walaupun orang kimia main dadu juga bisa, tapi tidak spesifik dari yang kita perlukan”, jelasnya.
Diterangkan, sebenarnya kurikulumnya bisa saja sama, kontennya sama, yang bisa kita bedakan pada contoh-contoh aplikasinya. Tampaknya kita sendiri yang mulai titipkan kepada mereka untuk diberikan contohnya. Kalau tidak masing-masing bermain sendiri.  Menyatukan ini tidak terlalu mudah karena pengampunya tidak hanya kita tapi orang lain.  
Sementara itu,  Suyanta mengatakan, tiga bagian yang menjadi garapan kita yaitu kurikulum, publikasi, serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ini menjadi rencana kerja kita kedepan diantara program-program rencana kerja kita. Salah satunya yang masih menjadi garapan kita adalah kurikulum.
Pertemuan kita ini melanjutkan diskusi kurikulum yang sudah kita mulai tahun lalu.  Semoga kita mendapatkan solusi kurikulum pendidikan kimia yang menjadi cita-cita kita bersama. (witono)