PEMANFAATAN DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS) SEBAGAI BIOADSORBEN LOGAM AG DAN CU

Perkembangan industri di segala bidang dewasa ini semakin pesat, tidak terkecuali perkembangan industri penyepuhan (elektroplating) perak di sentra industri perak Kotagede yang merupakan salah satu potensi asli daerah (PAD) dari kota Yogyakarta.

Perkembangan industri penyepuhan perak menimbulkan masalah baru yaitu limbah dari industri tersebut yang mencemari lingkungan. Limbah cair merupakan hasil buangan dari industri penyepuhan perak di Kotagede. Limbah cair ini mengandung logam-logam berat, seperti Tembaga (Cu) dan Perak (Ag). Limbah Ag berasal dari hasil pembuangan larutan elektrolit AgNO3 yang dipakai untuk penyepuhan perak.

Adapun limbah Cu muncul dari pencelupan dengan menggunakan HCl yang bersifat asam dan berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran yang menempel pada perak setelah proses penempaan agar didapatkan perak dengan warna yang cemerlang. CuCl2 yang terlarut pada proses ini akhirnya lolos ke perairan dan menimbulkan pencemaran.

Jika hal ini dibiarkan maka limbah cair tersebut akan mencemari sungai maupun meresap ke tanah sehingga mempengaruhi kualitas air sumur warga. Cu da Ag adalah logam berat yang tidak dapat terurai secara alami, maka akan sangat berbahaya bagi manusia.

Berdasarkan fakta diatas, tim PKM Penelitian dari Jurusan Pendidikan Kimia yang terdiri dari Ardi Yuli Wardani, Winda Nirmala, Eko Budiyanto, memanfaatan daun nanas (Ananas comosus) sebagai Bioadsorben logam Ag dan Cu pada Limbah Cair  Industri Perak di Kotagede, Yogyakarta.

Menurut Ardi Yuli, cara yang dapat digunakan adalah menggunakan adsorben logam berat. Adsorben yang dapat dipakai adalah daun nanas (Ananas comosus). Biasanya pemanfaatan tanaman ini hanya sebatas pada buahnya saja sedangkan daun nanas (Ananas comosus)  relatif belum banyak diolah. Untuk 2-3 kali panen, tanaman ini harus diganti dengan tanaman nanas (Ananas comosus)  baru, sehingga terdapat relatif banyak limbah daun nanas (Ananas comosus)  dari pertanian nanas.

Winda mengatakan, daun nanas  banyak mengandung bahan kima salah satunya sellulosa. Dengan kandungan sellulosa dalam daun nanas  sebesar 69,6-71%  serat daun nanas (Ananas comosus)  dapat dijadikan adsorber limbah logam berat karena struktur rongga dalam sellulosa dapat mengadsorbsi logam berat Cu dan Ag.

Lanjut Winda, pembuatan bioadsorben dari daun nanas yaitu dengan mencuci daun nanas dengan air sampai bersih, lalu menghaluskannya dengan blender. Kemudian mengaktivasi dengan NaOH 2% dengan perbandingan 1:30 (w/v) dan melakukan aktivasi selama 24 jam.  Setelah itu mencuci dengan air hingga air cucian netral kemudian mengeringkan dalam oven suhu 100 oC selama 3 jam dilanjutkan dengan mengayak biaoadsorber daun nanas dengan ayakan 50 mesh. (witono)